Sore itu , saya di suruh beli gula di ujung jalan deket
rumah. Ambil sepeda dan langitnya cerah. Jingga menyala warna favorit saya.
Semua berjalan normal sampai akhirnya lihat banyak mainan anak – anak di taman
yang bikin sedih.
"Lho kok sedih?" iya karena jadi inget masa kecil.
"Lho kan
masa kecil seru?" Iya seru.
"Iya seru dan indahh banget kan?" iya seru dan indah
banget.
Untuk kalian.
Karena buat saya kesenangan itu , keseruan itu nggak
bertahan lama karena penjaga terbaik saya pergi. Iya sosok laki – laki tinggi, kulit coklat muda yang jaga
saya pergi. Ayah saya.
Terus gimana mau seneng kalo inget masa kecil ?
Rindunya
luar biasa. Luar biasa tertahan dan tak tersampaikan.
Banyak momen yang saya
alami sampai hari ini dan ayah saya nggak menyaksikan. Saya alihkan pandangan
dan pulang. Saya berfikir harus bersikap seperti apa saya ini ? Makna apa yang
ada di balik skenario Allah ini ? pertanyaan itu muter – muter dan akhirnya
meledak tumpah ruah di kepala saya.
Tapi, saya tetep nggak ketemu
jawabnya. Suatu saat saya akan
menemukan jawabannya. Meskipun begitu, sosok luar biasa itu akan selalu jadi role model saya dalam
bersikap, bertindak dan menjalani hidup.
“I’m gonna marry your daughter, and make her my wife, i want her to be
the only girl that i love for the rest of my life”
Suatu saat jika ada lelaki yang benar – benar lelaki
bersedia menjaga saya hingga bersedia melakukan yg terbaik dalam hidupnya untuk
saya, saya harap bisa menyanyikan lagu ini walaupun tidak bertatap muka dengan
ayah saya,
Setidaknya saya harap akan ada yang mau meluangkan waktunya bernyanyi
dan memohon restu kepada orang yang telah tidur di wakili dengan sebongkah batu
nisan di atasnya, semoga saya bisa menemukan lelaki itu. Semoga.
“Do’a kan aku yah , agar dapat menemukan lelaki yang benar –
benar lelaki seperti itu agar mau secara gentle meminta restu di hadapan ayah.
Dan saya rindu. Sekali. Bisa datang ke mimpi?”- Tertanda , putrimu yang beranjak dewasa.
0 komentar:
Posting Komentar