maka ucapan itu akan berlaku selamanya.
Perihal perduli bukan lah perkara sepele seperti anak kecil
yang memberikan permen kepada temannya lalu ia ambil lagi.
Bercanda katanya. Haha. Tapi, ini tidak sebercanda itu.
Bagiku, perduli bagaikan memberikan hati pada orang lain.
"Ini hatiku , ku letakkan di tangan mu. Ini perasaanku, untu kau jaga"
Berharap di perlakukan layaknya 'perlakuan terhadap hati yg manusiawi',
hatiku sering kali terluka oleh perlakuan orang yg telah ku titipkan hati beserta perasaanku.
Namun, seperti yg telah ku tegas kan pada awal kalimat bahwa sekali aku perduli maka akan berlaku selamanya, seperti hatiku yg telah ku berikan serta perasaanku untuk di jaga.
Apakah akan mendapat perlakuan yg lantas bisa dianggap pantas lalu ku simpan sebagai kenangan ? Atau disakiti hingga muncul lagi luka menganga ?
Biarlah, karena apapun bentuknya hatiku tetaplah hati yang akan senantiasa kembali padaku tak perduli bagaimana rupanya yg disakiti atau disayangi.
Kesimpulannya, aku cuma punya hati.
:)
Malang, 26 Maret 2017.
19.46 WIB