Ku kira aku sudah mengerti apa yg sebenarnya menjadi keresahan hati.
Aku terlalu perduli hingga sering lupa diri,
Lupa untuk mawas bahwa aku tidak sendiri.
Kamu. Perumpamaan nyata mentari pada diri manusia.
Senyummu. Pusat dari semua tawa
Dan sedihmu, pusat dari banyak tanya mengapa.
Senja, izinkan aku mengakui bahwa aku lupa diri
Bahwa terlalu besar khawatirku hingga aku tak bisa bersikap normal
Bahwa sedetikpun tidak pernah hilang namamu
Dan tidak pernah lelah mataku untuk mencari keberadaanmu.
Tidak bisa ku tahan hanya untuk diriku
Walaupun kau tau aku paling membutuhkanmu.