Senin, 29 Oktober 2018

[Surat] untuk MataHari #1


Hai, Mata Hari.
Salam kenal..
Panggil aku,
Senja.
:) 

Ku dengar, kau kesepian.

Setidaknya, itu yang mereka katakan tentangmu-
selalu sendiri dan kesepian.

Bagi denganku, Mata Hari.

dan Mari kita mulai,
cerita ini.



  Dengan hati, 
Senja. 
Malang, 29 Oktober 2018.

Jumat, 05 Januari 2018

Sore ini..


Di sore ini, terputar kembali, musik yang menggugah hati, menyulut sepi, memanggil sunyi.
Dalam diam aku terbawa,
Tanpa sadar aku mengiba, pada diri.
Sejenak beranjak melepaskan rindu pekat kelabu,
melepaskan setiap ikat kenangan yang kau rajut dengan tepat, menancap, hebat.

Bolehkah? Jika sejenak aku berfikir untuk kebaikan diri sendiri?
Bagaimana jika tiba-tiba kau pergi?
Tanpa basa-basi bahkan permisi.
Siapkah aku?
Benarkah langkahku?
Atau..
Bagaimana jika harus aku yang mengakhiri,
Mengaku kalah..
Akan ketakutan yang beralasan karena praktik mengikhlaskan yang ku jalankan belum sempurna tarafnya.

Ku ulangi lagi dan lagi, pertanyaan dan jawaban yang telah kau utarakan, yang telah ku tetapkan.
Persetan dengan sakit, perih, tak terdefinisi.
Seseorang bantu aku..
Cukup diam, disampingku..
Memastikan bahwa aku masih bisa melewatinya.
Entah hari ini, esok, dan seterusnya.
Hingga nanti yang mengujiku benar-benar ada di depan mataku
tersenyum padaku
tanpa perduli luka mengangaku..

Dan seiring musikku berhenti, ku abaikan lagi sakit ini.
Biarlah waktu, takdir, dan alam yang membawa dan menyempurnakan bentuknya.
Hingga pada satu hari nanti, dalam titik hidupku..
Aku benar-benar siap jika harus kembali sendiri..
Kamis, 14 September 2017

Izinkan ku akui


Ku kira aku sudah paham,
Ku kira aku sudah mengerti apa yg sebenarnya menjadi keresahan hati.
Aku terlalu perduli hingga sering lupa diri,
Lupa untuk mawas bahwa aku tidak sendiri.
Kamu. Perumpamaan nyata mentari pada diri manusia.
Senyummu. Pusat dari semua tawa
Dan sedihmu, pusat dari banyak tanya mengapa.

Senja, izinkan aku mengakui bahwa aku lupa diri
Bahwa terlalu besar khawatirku hingga aku tak bisa bersikap normal
Bahwa sedetikpun tidak pernah hilang namamu
Dan tidak pernah lelah mataku untuk mencari keberadaanmu.

Tidak bisa ku tahan hanya untuk diriku
Walaupun kau tau aku paling membutuhkanmu.

Senin, 03 Juli 2017

Ternyata


Jika ada satu kata yang mampu mewakili,
Itu adalah Ternyata..

Ternyata, aku lemah
Ternyata, tak bisa ku sembunyikan
Ternyata, tak bisa menahan
Ternyata, senyata itu perasaanku 

Dan Ternyata, 
aku rindu. 

Betapa aku mencoba segala cara untuk setidaknya lupa,
Barang sejenak, barang sedetik, barang semenit, dan jam-jam berikutnya..
Untuk sekedar lupa  mengenai mu, perihal dirimu yang ternyata  tidak merindu.
Tapi, apakah benar kamu tidak rindu ? 

Lalu jika jawabmu adalah pengakuan bahwa ternyata kamu rindu,
Apalah arti rindumu jika tidak ada usaha untuk setidaknya tampak ?
Setidaknya memulai percakapan ?
Apa ? 

Sebanyak itu tanya yang ku pendam, sebanyak kata ternyata yang menggumam dalam dada.

Ternyata, Sudah kaku hati ku.
Hingga aku tidak tau bagaimana untuk mengawalinya lagi.
Dan Ternyata, Sudah kering air mataku, 
Mati rasa aku.


Jumat, 19 Mei 2017

Kalut karena Rindu




Sudah berlalu beberapa hari,
rutinitas ku mulai berubah lagi tenang, nyaman, aman.
Kembali ke rumah tempat dimana semua mimpi di cipta, semua rasa diasa.
Tapi, ada yang mengganjal di hati,
tepat relung hati yang tidak hentinya mencari,
aku sudah merindukan Malang,
merindukan rutinitas ku  yang sebagian besar waktu ku habiskan dengamu.
Kita akan cukup lama terpisah,
mungkin 2 bulan mungkin lebih, entahlah..

Tapi, belakangan ini aku lebih suka mengendarai sepeda sore hari hanya untuk melihat senja yang bewarna jingga,
ah aku belum bercerita bahwa aku suka sekali warna senja yang jingga menyala,
damai rasanya.
Ku lihat senja itu dan ku hembuskan nafas perlahan,
Lalu apa hubungan antara senja dan terpisah dengan seseorang?

Maka, Senja akan mendamaikan mu, warnanya akan menghangatkanmu.
ketika kau lihat , dan hanya menatap senja itu, akan muncul suatu perasaan lega,
bahwa kau masih berada di atap langit yg sama, dan perasaan jauh itu pun akan sejenak hilang..

Itu cara ku menenangkan diriku ketika sedang kalut karena rindu.
Kita masih berada di bawah atap senja yang sama,
tapi akankah senja memberiku kesempatan bertemu dengamu tepat di bawahnya juga ?

Izinkanlah aku bertemu sebentar senja,
karena belakangan ini aku sering kalut karena rindu.


Pare, 19 Mei 2017
16 : 36
Minggu, 26 Maret 2017

Aku adalah tipe orang yang jika sekali mengatakan bahwa aku perduli,
maka ucapan itu akan berlaku selamanya.

Perihal perduli bukan lah perkara sepele seperti anak kecil
yang memberikan permen kepada temannya lalu ia ambil lagi.
Bercanda katanya. Haha. Tapi, ini tidak sebercanda itu.

Bagiku, perduli bagaikan memberikan hati pada orang lain.

"Ini hatiku , ku letakkan di tangan mu. Ini perasaanku, untu kau jaga"

Berharap di perlakukan layaknya 'perlakuan terhadap hati yg manusiawi',
hatiku sering kali terluka oleh perlakuan orang yg telah ku titipkan hati beserta perasaanku.

Namun, seperti yg telah ku tegas kan pada awal kalimat bahwa sekali aku perduli maka akan berlaku selamanya, seperti hatiku yg telah ku berikan serta perasaanku untuk di jaga.

Apakah akan mendapat perlakuan yg lantas bisa dianggap pantas lalu ku simpan sebagai kenangan ? Atau disakiti hingga muncul lagi luka menganga ?
Biarlah, karena apapun bentuknya hatiku tetaplah hati yang akan senantiasa kembali padaku tak perduli bagaimana rupanya yg disakiti atau disayangi.

Kesimpulannya, aku cuma punya hati.
:)


Malang, 26 Maret 2017.
19.46 WIB

Minggu, 03 Januari 2016

Bisa datang ke mimpi ?



Sore itu , saya di suruh beli gula di ujung jalan deket rumah. Ambil sepeda dan langitnya cerah. Jingga menyala warna favorit saya. Semua berjalan normal sampai akhirnya lihat banyak mainan anak – anak di taman yang bikin sedih. 
"Lho kok sedih?" iya karena jadi inget masa kecil. 
"Lho kan masa kecil seru?" Iya seru. 
"Iya seru dan indahh banget kan?" iya seru dan indah banget. 
Untuk kalian
Karena buat saya kesenangan itu , keseruan itu nggak bertahan lama karena penjaga terbaik saya pergi. Iya sosok laki – laki tinggi, kulit coklat muda yang jaga saya pergi. Ayah saya. 
Terus gimana mau seneng kalo inget masa kecil ? 
Rindunya luar biasa. Luar biasa tertahan dan tak tersampaikan. 
Banyak momen yang saya alami sampai hari ini dan ayah saya nggak menyaksikan. Saya alihkan pandangan dan pulang. Saya berfikir harus bersikap seperti apa saya ini ? Makna apa yang ada di balik skenario Allah ini ? pertanyaan itu muter – muter dan akhirnya meledak tumpah ruah di kepala saya. 
Tapi, saya tetep nggak ketemu jawabnya.  Suatu saat saya akan menemukan jawabannya. Meskipun begitu, sosok luar biasa itu akan selalu jadi role model saya dalam bersikap, bertindak dan menjalani hidup. 

“I’m gonna marry your daughter, and make her my wife, i want her to be the only girl that i love for the rest of my life”

Suatu saat jika ada lelaki yang benar – benar lelaki bersedia menjaga saya hingga bersedia melakukan yg terbaik dalam hidupnya untuk saya, saya harap bisa menyanyikan lagu ini walaupun tidak bertatap muka dengan ayah saya, 
Setidaknya saya harap akan ada yang mau meluangkan waktunya bernyanyi dan memohon restu kepada orang yang telah tidur di wakili dengan sebongkah batu nisan di atasnya, semoga saya bisa menemukan lelaki itu. Semoga.


“Do’a kan aku yah , agar dapat menemukan lelaki yang benar – benar lelaki seperti itu agar mau secara gentle meminta restu di hadapan ayah. Dan saya rindu. Sekali. Bisa datang ke mimpi?”- Tertanda , putrimu yang beranjak dewasa.

Blogger templates

Hello :)

Abnormal girl names Pepy Rizma , tinggal di Pare punya banyak mimpi . masih baru dalam dunia per-Blogan Indonesia.
Twitter : @pepyrizmA
Facebook : Rizma Nia
Diberdayakan oleh Blogger.

Intip Yang Lain Yuk

Blogroll