Minggu, 03 Januari 2016

Bisa datang ke mimpi ?



Sore itu , saya di suruh beli gula di ujung jalan deket rumah. Ambil sepeda dan langitnya cerah. Jingga menyala warna favorit saya. Semua berjalan normal sampai akhirnya lihat banyak mainan anak – anak di taman yang bikin sedih. 
"Lho kok sedih?" iya karena jadi inget masa kecil. 
"Lho kan masa kecil seru?" Iya seru. 
"Iya seru dan indahh banget kan?" iya seru dan indah banget. 
Untuk kalian
Karena buat saya kesenangan itu , keseruan itu nggak bertahan lama karena penjaga terbaik saya pergi. Iya sosok laki – laki tinggi, kulit coklat muda yang jaga saya pergi. Ayah saya. 
Terus gimana mau seneng kalo inget masa kecil ? 
Rindunya luar biasa. Luar biasa tertahan dan tak tersampaikan. 
Banyak momen yang saya alami sampai hari ini dan ayah saya nggak menyaksikan. Saya alihkan pandangan dan pulang. Saya berfikir harus bersikap seperti apa saya ini ? Makna apa yang ada di balik skenario Allah ini ? pertanyaan itu muter – muter dan akhirnya meledak tumpah ruah di kepala saya. 
Tapi, saya tetep nggak ketemu jawabnya.  Suatu saat saya akan menemukan jawabannya. Meskipun begitu, sosok luar biasa itu akan selalu jadi role model saya dalam bersikap, bertindak dan menjalani hidup. 

“I’m gonna marry your daughter, and make her my wife, i want her to be the only girl that i love for the rest of my life”

Suatu saat jika ada lelaki yang benar – benar lelaki bersedia menjaga saya hingga bersedia melakukan yg terbaik dalam hidupnya untuk saya, saya harap bisa menyanyikan lagu ini walaupun tidak bertatap muka dengan ayah saya, 
Setidaknya saya harap akan ada yang mau meluangkan waktunya bernyanyi dan memohon restu kepada orang yang telah tidur di wakili dengan sebongkah batu nisan di atasnya, semoga saya bisa menemukan lelaki itu. Semoga.


“Do’a kan aku yah , agar dapat menemukan lelaki yang benar – benar lelaki seperti itu agar mau secara gentle meminta restu di hadapan ayah. Dan saya rindu. Sekali. Bisa datang ke mimpi?”- Tertanda , putrimu yang beranjak dewasa.

Hari Ibu


22 Desember 2015

Hari dimana seluruh ibu di dunia merayakan hari mereka. Ibu , aku memanggil sosok sempurna itu dengan sebutan mama.

Aku bukan tipe orang yang ekspresif bisa mengungkapkan rasa sayang ku pada keluarga, hari ibu pun demikian. Seharian aku diam tidak mengucapkan kalimat ajaib yang mungkin bisa membuat mama ku menangis saat mendengarnya.

"Mah, selamat hari ibu" andai aku bisa secara gamblang mengungkapkannya.
 Sayangnya aku tidak bisa. Dengan berbagai upaya aku menghindari acara televisi yang membahas mengenai kasih ibu dan anak karena aku au aku pasti akan menangis jika melihatnya dan aku .. gengsi. Ya. Aku gengsi jika harus menangis di depan mamaku.

Berusaha sekuat tenaga menghindar hingga akhirnya aku beranjak ke kamardan membaca buku, entahlah hal apa yg merasuki ku hingga tiba - tiba aku membayangkan masa depan.

Bagaimana saat nanti setelah waktu menuntunku ke kodrati ku sebagai wanita seutuhnya hidup dengan lelaki pengganti ayah yang aku cintai namun mama sudah tidak ada ? Bagaimana jika dalam proses menuju kodrati itu aku tidak mampu membuatnya bahagia ?

Bagimana dan beribu bagaimana melontar dan meledak di kepalaku. Hingga akhirnya aku sadar..
Aku seorang pemimpi masa depan, pelamun yang handal, serta pengimajinasi yang liar, namun terlalu fokus pada masa depan hingga aku lupa, bahwa hal terpenting yang harus aku jalani adalah hari ini.

Aku tidak ingin menjadi calon wanita yang menyesal. Aku menghampiri mama dan berkata dengan susah payah , "Mah.. selamat hari ibu, maaf telat.. Sehat terus ya, aku tak sukses dulu", dan menangis sejadi - jadinya.

Percayalah , orang yang kaku pun lebih perasa dari yang kalian bayangkan.


Blogger templates

Hello :)

Abnormal girl names Pepy Rizma , tinggal di Pare punya banyak mimpi . masih baru dalam dunia per-Blogan Indonesia.
Twitter : @pepyrizmA
Facebook : Rizma Nia
Diberdayakan oleh Blogger.

Intip Yang Lain Yuk

Blogroll